On The Job Learning PKB Guru MGMP Bahasa Indonesia MTs 0009 Blitar Timur

Kab. Blitar (MGMP) – Program On The Job Learning  memerlukan rencana yang efektif. Metode ADDIE sangat membantu saat memulai on the job learning. Apa dan bagaimanakah ADDIE? Analisis perlu diketahui peserta didik agar mereka dapat melakukan tugas secara efektif. Design menentukan format on the job learning. Development mengembangkan metode, materi, dan sumber daya yang pendidik gunakan saat on. Implementation memutuskan siapa, kapan, dan bagaimana melaksanakan on the job learning. Evaluation mendapatkan umpan balik untuk melihat apakah on the job learning dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.

Agar on the job learning berhasil, pendidik melakukan jajak pendapat (asesmen formatif) terhadap peserta didik untuk mengetahui tentang pemahaman terhadap materi Teks Cerpen serta kesulitan yang mereka temukan. Pendidik memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat rencana on the job learning yang bermakna dan praktis. Menyusun program on the job learning untuk memenuhi kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Setiap peserta didik dengan kecepatan pemahaman yang berbeda perlu mendapat perhatian dan perhitungan pendidik untuk menyusun program.

Pengembangan kompetensi diri peserta didik melalui pajanan berbagai teks bertujuan untuk menguatkan karakter. Penguatan karakter P5 melalui pajanan berbagai teks di antaranya adalah karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Teks yang dipilih isinya disesuaikan dengan  perkembangan kognitif peserta didik fase D. Perkembangan kognitif peserta didik fase D menurut Piaget masuk dalam kategori tahap operasional formal karena rata-rata siswa fase D berusia 12  ke atas. Pada tahap ini mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Mereka  bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu. 

Pada kesempatan on the job learning Teks Cerpen ada dua kompetensi yang seyogyanya dikuasai peserta didik yaitu mengidentifikasi unsur pembangun Teks Cerita Pendek dan menelaah struktur serta aspek kebahasaan Teks Cerita Pendek. Elemen Capaian Pembelajaran untuk mewujudkan kompetensi tersebut diterapkan melalui elemen menyimak dan elemen membaca memirsa. Teknisnya pendidik (secara team teaching) memperdengarkan atau membacakan Teks Cerpen secara manual (diiringi instrumen yang senada dengan isi cerpen). Hal ini digunakan untuk memfasilitasi peserta didik dengan tipe belajar auditif agar bisa menangkap kompetensi yang diharapkan pendidik. Sementara pada saat bersamaan untuk peserta didik berciri visual membaca print out Teks Cerpen. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan memberikan pelayanan pembelajaran sesuai tipe belajar peserta didik. Diferensiasi juga bisa dilakukan dengan pemberian teks dengan materi beragam sesuai minat peserta didik (seni, olahraga, atau akademik). Asesmen kompetensi diberikan sesuai tipikal belajar peserta didik. Tipe auditori dan konestetik menjawab pertanyaan secara lisan (asesmen formatif saat PBM berlangsung) yang dipantik dari teks yang diperdengarkan, sementara tipe visual mendapatkan asesmen pembelajaran dengan menjawab soal tertulis. Indikator ketercapaian pembelajaran per kompetensi bisa diketahui dari hasil asesmen. Dan inilah yang disebut dengan asesmen sumatif. Ujung dari pelayanan prima dari pendidik untuk peserta didik diharapkan mampu memberikan perubahan signifikan pada hasil belajar peserta didik menjadi lebih berkualitas. Titik tekan dari pembelajaran bukan pada materi tetapi lebih pada kompetensi. Teks atau materi  adalah sarana untuk menjembatani kompetensi yang tertuang dalam tujuan pembelajaran. Semoga sinergi antara pendidik dan peserta didik mampu memberikan kontribusi positif pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, lahir dan batin. Aamiin. (Nanik Sulistiani, S. Pd.)

Ed: Ax