Silaturahim Literasi Antar-Madrasah

Kab. Blitar (MGMP) – MGMP Bahasa Indonesia MTs 0009 Blitar Timur melaksanakan on2 Teks Cerita Pendek dengan kompetensi menuangkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk Teks Cerita Pendek. Peserta didik diharapkan dapat menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi secara indah dan menarik dalam bentuk Teks Cerpen dengan penggunaan kosa kata secara kreatif.

Rencana tindak lanjut in on in teks cerpen adalah produk berbentuk buku ber-ISBN, diunggah di link google form https://s.id/RTLCERPEN. Produk kegiatan berbentuk buku yang dihasilkan guru-guru peserta PKB. Tema antologi cerpen dipilih Metamorfosis dikandung maksud akan ada perubahan bentuk lebih menarik yang didapat setelah kegiatan pokja MGMP Bahasa Indonesia MTs 0009 Blitar Timur usai. Utamanya pada materi Teks Cerpen.

Sementara produk karya peserta didik setelah guru praktik on di kelas adalah cerpen tiga paragraf atau pentigraf yang akan dibukukan juga. Ada produk pentigraf peserta didik lintas madrasah yang tentunya akan menambah nilai silaturahim literasi.

Pentigraf adalah akronim dari cerpen tiga paragraf (alinea). Bukan sembarang tiga paragraf yang datar, melainkan ada kesimpulan di akhirnya, bahkan dibumbui dengan akhir yang manis atau menyedihkan. Ciri-ciri pentigraf yaitu panjang tulisan adalah 3 paragraf, satu paragraf hanya memiliki satu gagasan pokok, dan secara teknis penulisan di komputer: satu paragraf satu kali enter. Sebagai cerpen, pentigraf memiliki ciri-ciri narasi, yaitu alur (ada konfliknya), tokoh (yang menggerakkan alur), topik (persoalan yang dialami tokoh), dan latar (waktu, tempat, dan suasana).     

Struktur sebuah pentigraf adalah permulaan, tengah, dan penutup. Setiap bagian ini isilah dengan pembeda. Kisah harus terus bergerak maju lengkap dengan konfilk dan resolusi. Paragraf kedua berisi alur, di dalamnya terdapat konflik yang dialami tokoh. Hanya ada satu kalimat langsung. Dialog lainnya dinarasikan saja. Paragraf ketiga berupa resolusi atau kesimpulan. Ada twist di akhir kisah. Ini bumbu rahasia Anda. Di paragraf terakhir buatlah kesimpulan yang menarik dan berkesan sehingga mudah diingat oleh pembaca. Ada twist atau kejutan di akhir kisah, inilah bumbu rahasia Anda. Ada kejutan yang tidak terduga. Hal ini bisa membuat orang ingin membaca lagi dari awal.

Tata Cara Menulis Dialog yang Benar

1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog

Contoh salah : “Aku yakin dia pemenangnya”.

Contoh benar : “Aku yakin dia pemenangnya.”

2. Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.

Apabila diiringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :

Contoh salah : “Dia memang sangat berbakat.” menatap Bayu kagum.

Contoh benar : “Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.

Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap.

Huruf awal narasi harus di dahului oleh kapital.

3. Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :

Contoh salah : Andi tersenyum, “Kamu adalah sahabat terbaik.”

Contoh benar : Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”

Perbedaannya apa?

Penggunaan tanda baca. Yup! Sastra membuat manusia lebih manusia karena sisi hati tersentuh lewat ‘tarian pena’. Diharapkan kelembutan hati dan ketajaman berpikir akan didapat pendidik dan peserta didik saat berproses kreatif sastra. Semoga niatan baik untuk ‘syiar’ lewat tulisan sampai pada yang dituju dan berujung buah manis berupa referensi sikap bijak dan bijaksana. Insha Allah. (Nanik Sulistiani)

Ed: Ax

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top