MENCIPTAKAN SUASANA SEKOLAH BEBAS BULLYING
Kab. Blitar (PAIS) – Dalam rangka menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman sebagai tempat belajar, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, Selasa (29/9), mengadakan pertemuan bersama organisasi-organisasi profesi guru Agama Islam yang diikuti oleh Forum Komunikasi Guru (FKG) TK, Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran Islam (MGMP PAI) jenjang SMP, SMA dan SMK. Kegiatan bertempat di Meeting Room Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, Jl. Ahmad Yani No 103 Blitar.
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAIS) Drs. H. Moh. Rosyad, M.Si mengatakan bahwa salah satu unsur untuk menciptakan kenyamanan belajar siswa adalah bebas dari bullying (perundungan). Untuk menciptakan kondisi tersebut, peran Guru Agama Islam sangat penting, karena guru agama mempunyai tugas dan kewajiban menanamkan nilai-nilai kesopanan dan budi pekerti.
Penanaman nilai – nilai tersebut harus didahulukan sebelum penanaman ilmu pengetahuan (adab dulu baru ilmu), karena ilmu tanpa adab hampir tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu, tidak adanya penanaman adab kesopanan di sekolah akan merusak suasana proses belajar mengajar. Salah satunya adalah bullying. Berikut adalah 3 jenis bullying yang terjadi di masyarakat kita.
Pertama, verbal bullying.
Bullying jenis ini biasanya terlontar melalui kata-kata yang tidak menyenangkan. Dapat berupa ejekan, umpatan, cacian, makian, celaan, serta fitnah. Semua jenis ungkapan berupa kata-kata yang bersifat menyakiti orang lain, merupakan bentuk bullying verbal.
Kedua, perundungan fisik.
Berbicara mengenai fisik, hal ini terkait erat dengan fisik atau tubuh seseorang. Bullying fisik merupakan bentuk kekerasan yang terjadi dengan menyakiti fisik seseorang. Bentuk kekerasan ini dapat berupa tendangan, pukulan, tamparan, atau meludahi seseorang.
Ketiga, bullying relasional.
Di sekolah, bullying relasional terjadi karena muncul kelompok-kelompok tertentu yang berseberangan dengan kelompok atau individu lain, sehingga muncul pengucilan terhadap seseorang yang dianggap berseberangan. Selain dikucilkan, seorang siswa yang dianggap “berbeda” dengan kebanyakan siswa di sekolah akan diabaikan, dicibir, dengan segala hal yang dapat membuat siswa tersebut diasingkan dari kelompoknya.
Mengapa sekolah harus bebas dari bullying? karena ada akibat akibat yang akan diterima oleh siswa yang ada di sekolah tersebut dan akan menjadikan akibat yang fatal, diantaranya adalah:
1. Memicu Masalah Mental
Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan mental. Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu panjang.
2. Gangguan Tidur
Insomnia juga menjadi salah satu dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan. Pasalnya, korban bullying sering kali mengalami stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi ketika tubuh menjadi sangat waspada sehingga mengganggu keseimbangan siklus tidur dan terjaga.
3. Penurunan Prestasi
Anak yang mengalami bullying biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasinya saat sedang belajar. Korban bullying juga kerap merasa enggan untuk pergi ke sekolah karena ingin menghindari tindakan penindasan yang dialaminya. Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan prestasi akademik anak.
4. Trust Issue
Trust Issue merupakan kondisi ketika seseorang sulit memercayai orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
5. Memiliki Pikiran untuk Balas Dendam
Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya adalah memiliki pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.
6. Memicu Masalah Kesehatan
Selain psikis, tindakan bullying bisa memengaruhi kondisi tubuh terutama bagi korban yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar.
Bahkan, bullying juga turut memicu stres berkepanjangan sehingga berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, di antaranya penurunan daya tahan tubuh, sakit kepala, dan gangguang pencernaan. Perilaku ini pun dapat memperburuk kondisi anak yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan jantung atau penyakit kulit.
Dampak Bullying bagi Pelaku :
Tak hanya korban, bullying juga berisiko menimbulkan dampak negatif bagi pelakunya. Adapun sejumlah dampak dari bullying bagi pelaku adalah sebagai berikut: Gangguan emosi, Berisiko menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang, Sulit mendapatkan pekerjaan saat beranjak dewasa, Berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial dan rumah tangga (KDRT).
Maka dari itu Drs. H. Moh. Rosyad, M.Si, selaku Kasi PAIS Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar menekankan bahwa peran dari masing – masing organisasi profesi agar setiap jenjang pendidikan terhindar dari bullying (Perundungan). (PAIS)
Ed: Ax